LENONG BETAWI
A.Pengertian
Lenong
adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan
dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia.
B.Sejarah
Lenong merupakan teater rakyat / tradisional. Lenong
berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. Konon,
dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil dan menggelar pertunjukan teater yang
kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan khususnya dirinya beserta
keluarganya. Pertunjukan lenong dibagi atas tiga bagian
yaitu sebagai pembukaan dimainkan lagu-lagu berirama Mars secara instrumental
untuk mengundang penonton datang. Setelah itu dimainkan lagu-lagu hiburan.
Terakhir lakon. Pada awal perkembangannya lenong memainkan cerita-cerita
kerajaan, baru kemudian memainkan cerita kehidupan sehari-hari.
Lenong
berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abad 20. Seni teater mungkin merupakan
adaptasi oleh masyarakat Betawi seni yang sama seperti "komedi
bangsawan" dan "teater opera" yang sudah ada pada saat itu.
Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyatakan bahwa berevolusi dari proses teater lenong musik Gambang Kromong dan sebagai
tontonan sudah dikenal sejak 1920-an.
Pertunjukan
diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah
seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara
sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan
dalam acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal
kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung.
Setelah sempat mengalami masa sulit, pada tahun 1970-an, kesenian lenong yang
dimodifikasi mulai dipertunjukkan secara rutin di panggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selain menggunakan unsur
teater modern dalam plot dan tata panggungnya, lenong yang direvitalisasi
tersebut menjadi berdurasi dua atau tiga jam dan tidak lagi semalam suntuk.
Selanjutnya, lenong juga menjadi populer lewat
pertunjukan melalui televisi,
yaitu yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia mulai
tahun 1970-an.
Pada hakikatnya lenong dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
Lenong Preman
Lenong Preman diasumsikan cerita berdasarkan
sudut pandang masyarakat menengah ke bawah zaman dahulu.
Gaya bahasa yang digunakan cenderung kasar (
bahasa sehari-hari ), seperti elu, gue, bangsat, dan lain sebagainya. Ciri
lain lenong preman adalah penggunaan huruf vocal ‘a’ di setiap akhir
kata, misal ; ‘ngapa’, ‘mana’, ‘siapa’, dengan pengucapan
suku kata terakhir dipanjangkan. Lenong preman masyarakat pinggiran tidak
mengenal teks tertulis. Sutradara hanya sekedar menyampaikan sinopsis secara
lisan, dan menentukan aktor dan aktris yang akan memainkan tokoh-tokoh dalam
cerita. Selebihnya, aktor dan aktris, utama atau pendukung, mengandalkan
improvisasi. Yang paling khas dari lenong preman adalah selalu ada perkelahian,
karena cerita yang dimainkan tentang jawara,-jagoan kampung dalam sistem
kekuasaan masyarakat Betawi- versus centeng,-tukang kepruk yang bekerja untuk
tuan tanah.
Biasanya pertunjukan ditampilkan di tempat
dimana masyarakat berkumpul. Panggung pertunjukan berupa ‘panggung arena’, yang
hanya beralaskan rumput/tikar, dengan penerangan obor/lampu minyak dan
dikelilingi oleh penontonyang duduk berkumpul menyerupai tapal kuda. Busana
yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang
kehidupan sehari-hari.
Contoh Lenong Preman : Cerita Si Pitung, Abang
Jampang, Wak Item, dan lain-lain.
Lenong preman Betawi tidak bisa diterima
masyarakat Betawi Tengah. Penolakan disebabkan beberapa hal. Pertama, lenong
preman pinggiran relatif sekulerm dengan kehidupan panjak-nya yang melanggar
norma. Panjak adalah pekerja lenong yang terdiri dari aktor, aktris, dan pemain
music gambang kromong. Kedua, penggunaan bahasa Betawi rendahan. Orang Betawi
tengah memandang sinis bahasa Betawi rendahan yang menurut mereka tak santun.
Ketiga, adegan dalam lenong preman pinggiran cenderung mengeksploitasi
kekerasan dan tidak mengajarkan etika.
Namun dalam perkembangannya ada proses
rekacipta terhadap lenong preman pinggiran. Lenong preman pinggiran ditampilkan
dengan dialek Betawi tengah yang lebih santun, serta disesaki muatan relijius
di setiap drip,-bagian dari babak dalam lenong. Misalnya, penggunaan kata
‘assalamualikum’ dan tradisi cium tangan dengan orang yang lebih tua. Bahasa
yang digunakan juga relatif santun, dengan huruf vocal ‘e’ di akhir
kata, dan kental pengaruh Arab. Misalnya, ‘ane’, ‘ente’, ‘kite’,
untuk menyebut saya, kamu, dan kita.
Lenong Denes (dinas)
Adalah pertunjukan teater dimana cerita berisi
mengenai dinamika pemerintah yang saat itu dipegang oleh penjajah. Namun
demikian, cerita yang diusung tetap mengenai sisi perlawanan masyarakat
terjajah. Gaya bahasa yang digunakan cenderung halus, seperti saya-anda, tuan,
dan lain-lain.
Lenong Denes diasumsikan berdasarkan sudut
pandang golongan menengah atas. Aktor dan aktrisnya umumnya
mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum
bangsawan, Contoh
lenong denes : Cerita 1001 malam, dan lain-lain.
C. Alat
musik pengiring Lenong
Sejak awal keberadaannya, Pertunjukan lenong diiringi
oleh gambang kromong, maka gambang kromong disebut sebagai orkes pengiring.
Gambang kromong banyak dipengaruhi oleh unsur alat musik Cina. Alat musik itu
antara lain : tehyan, kongahyan dan sukong. Selebihnya alat musik kempor,
ningnong dan kecrek. Kuatnya unsure cina ini, karena dahulu orkes gambang
kromong dibina dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan cina.
D.Lakon
Dalam
lakon lenong, skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong
yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela.
E.Bahasa
yang digunakan
Dalam
pementasannya, Lenong Betawi biasanya menggunakan bahasa melayu atau yang
sekarang sering disebut bahasa Indonesia tetapi menggunakan dialek khas betawi.
F. Seniman lenong
Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal yang lahir dan
terkenal dari kesenian ini cukup banyak antara lain : H. Bokir (alm), Mpok Nori
sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan H.M. Nasir T
(Bang Nasir).
G.
Cuplikan Gambar Teater Lenong Betawi